Minggu, 05 Februari 2012


Teluk Bayur pun Berbenah Menuju Pintu Gerbang Wilayah Barat


PADANG--Pelabuhan Teluk Bayur berbenah mulai tahun ini. Langkah raksasa untuk mempersiapkan pelabuhan kebanggaan orang Minang menuju cita-cita menjadi pintu gerbang wilayah barat Sumatera.
Tak tanggung-tanggung, pembangunan besar-besaran dengan investasi hampir Rp1,7 triliun direncanakan untuk membangun Teluk Bayur pada Tahap Pertama 2011-2015. Investasi ini tak hanya untuk perluasan dan pembangunan infrastruktur, tapi juga untuk memodernisasi peralatan dan sistem pelayanan.
General Manager PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) Cabang Teluk Bayur Yanto Barbarosa mengatakan, pada 2011 dana investasi Rp535 miliar sudah digelontorkan. Untuk 2012 investasi lanjutan sebesar Rp350 miliar dari dana internal Pelindo ini sudah diusulkan.
Rencana investasi akan dilanjutkan 2013 sebesar Rp400 miliar, pada 2014 sebesar Rp250 miliar, dan terakhir pada 2015 sebesar Rp200 miliar.
"Nanti akan dievaluasi apakah kapasitas yang kita bangun masih cukup untuk menampung arus barang keluar-masuk Sumatera Barat, jika belum nanti akan dilanjutkan investasi Tahap Kedua, planning-nya sudah ada untuk periode 2015-2025," kata Yanto kepada PadangKini.com, Kamis (29/12/2011).
Pembangunan Tahap Pertama ditujukan untuk menjawab keluhan pengguna jasa Teluk Bayur saat ini. Kapal terpaksa antre hingga 30 unit per hari karena kapasitas dermaga tak memadai, kolam pelabuhan yang kurang dalam, hingga satu dermaga yang bercampur untuk seluruh layanan.
"Jadi target utama pembenahan awal ini adalah meninggalkan dermaga konvensional dimana satu dermaga digunakan untuk semua aktivitas menjadi tiga dermaga untuk layanan berbeda, nanti akan ada dermaga Terminal Peti Kemas, Terminal Curah, dan Terminal Multipurpose," katanya.
Jadi, tambah Yanto, tidak akan bercampur lagi pada satu dermaga bongkar-muat barang curah seperti batubara, biji besi, dan cangkang sawit dengan barang multipurpose (serbaguna-red) seperti beras, garam, dan pupuk.
Tiga Zona
Menurut Yanto Barbarosa, pembangunan Pelabuhan Teluk Bayur untuk Tahap Pertama akan dilakukan pada tiga zona.
Zona I yang berlokasi di dermaga dekat penampungan peti kemas sekarang akan diperluas untuk Terminal Peti Kemas seluas 7 hektare dengan fasilitas pendukung. Ini menjawab peningkatan trafik peti kemas yang sudah mendekati 50.000 TEUs (Twenty-foot Equivalent Units). 
Dijadwalkan pada akhir Februari 2012 akan datang alat bongkar-muat berupa 4 unit Luffing Crane dan 3 unit RTG (Rubber Tyred Gantry) Crane.
"Saat ini kita lagi proses perizinan di Kementerian Perhubungan dan mudah-mudahan semester pertama 2012 Terminal Peti Kemas sudah beroperasi," katanya.
Masih di Zona I pada 2013 akan dilakukan perpanjangan dermaga peti kemas 150 meter. Jika selesai, dermaga peti kemas yang sekarang 350 meter akan menjadi 500 meter. Dengan dermaga baru ini akan menambah daya tampung satu kapal lagi, menjadi tiga kapal bisa sandar sekaligus.
Selain itu juga akan dibuat Window System dan pemeliharaan alur untuk kedatangan kapal. Sistem ini akan memperjelas jadwal kapal yang masuk ke pelabuhan. Jadwal kedatangan, bongkar atau muat dan berapa lama sandar di dermaga menjadi jelas.
"Nanti juga akan dipakai ICT (Information and Communication Technology-red), semua pakai komputer, sekarang sebagian sudah, tapi belum menyeluruh, nanti sistemnya terintegrasi, misalnya ingin tahu keberadaan sebuah peti kemas dalam waktu dekat kita akan mengetahui posisinya dalam hitungan detik di tengah tumpukan peti kemas di terminal, nah dengan manual seperti sekarang akan susah melakukan itu," ujarnya.
Sedangkan Zona II yang berada di lokasi di dermaga Terminal Penumpang Nan Tongga dan sekitarnya akan dibangun khusus untuk Terminal Multipurpose. Ini dermaga khusus kapal penumpang dan kapalbag cargo (barang kemasan). Terminal ini digunakan untuk bongkar muat barang seperti semen karung, pupuk, beras, gula, dan alat-alat bangunan.
Pembangunan meliputi penguatan dermaga. Di dermaga ini kemudian akan dipasang rel dengan 3 unit Jeep Crane.
"Jeep crane akan mempercepat bongkar muat, ini akan mengurangi antrean kapal di pelabuhan, jadi akan meningkatkan produktivitas," kata Yanto.
Sedangkan bangunan Terminal Penumpang akan di-refungsi, sebagian dijadikan gudang multipurpose untuk menyimpan beras, pupuk, semen, dan lain-lain. Sebagian lainya tetap digunakan untuk Terminal Penumpang.
"Terminal Penumpang selama ini hampir tidak berfungsi karena boleh dikatakan tidak ada lagi kapal penumpang yang masuk," katanya.
Zona III seluas 12 hektare berada di sekitar kawasan Terminal Semen Padang akan dijadikan Terminal Curah. Di sini akan ditata dan ditambah. Di antaranya pembangunan Dermaga Gaung sepanjang 200 meter, pembangunan dermaga curah kering, dan pembangunan dermaga jetty (dermaga kecil-red) untuk batubara. Selain itu penataan dan reklamasi lahan stok pile (tumpukan) untuk batubara.
"Jadi terminal untuk barang-barang banyak debu seperti cangkang, biji besi, batubara, karet, dan semen curah akan menggunakan terminal ini," ujarnya.
Pengerjaan kedua dermaga dan satu jetty ini sudah dimulai Oktober 2011. Akhir Desember 2011 pengerjaan baru berjalan 15 persen, namun ditargetkan selesai akhir 2012. Sedangkan stok pile akan dimulai 2012.
Kegiatan lain, selain pembangunan gudang, pembelian 1 unit kapal tunda, dan pembebasan lahan, adalah pengerukan kolam pelabuhan di depan dermaga peti kemas hingga ke pangkal dermaga khusus semen sepanjang 1.621 meter. 
Saat ini kedalaman kolam pelabuhan bervariasi 8 hingga 9 MLWS (Mean Low Water Springs). Setelah dikeruk akan menjadi rata-rata 10 hingga 11 MLWS. Ini akan memungkinkan kapal-kapal besar bisa masuk ke dermaga.
"Pengerukan sudah diujicobakan minggu lalu (Desember 2011-red), targetnya 6 bulan kerja atau pertengahan 2012 akan selesai," katanya.
Potensi Besar
Pelabuhan Teluk Bayur berpotensi besar untuk dikembangkan. Menggeliatnya perekonomian Sumatera Barat, terutama di bidang agroindustri dan pertambangan menyebabkan tuntutan terhadap Teluk Bayur semakin besar. 
Menurut Yanto, potensi bongkar-muat peti kemas setiap tahun naik hampir 19 persen. Sedangkan barang curah lebih tinggi lagi, rata-rata naik di atas 50 persen. Bahkan batubara naik hampir 70 persen.
Sayang potensi ini belum diikuti dengan investasi pelabuhan. Akibatnya kapal antre di pelabuhan di atas 10 kapal per hari. 
"Kadang-kadang kapal antre 20, bahkan bisa sampai 35 kapal, satu kapal bisa antre 10 hari hanya karena faktor keterbatasan pelabuhan, ini menyebabkan orang jengkel," katanya.
Pelabuhan Teluk Bayur hanya memiliki kapasitas 10 kapal besar dengan panjang 200 meter dalam sehari. Jika ukuran kapal bervariasi ada yang di bawah 150 meter, bisa sandar 13 kapal.
"Dengan ditambahnya tiga dermaga baru 2012 maka tiga kapal besar lagi bisa sandar, kapal yang sandar sehari bisa menjadi 16 atau 17 kapal, ini akan mengurangi waktu antrean, hal biasa kalau antrean di pelabuhan 3 sampai 4 hari, sebab kalau tidak antre dermaga bisa kosong," katanya.
Antrean kapal, menurutnya, juga bisa ditanggulangi dengan melakukan Shift 3 atau malam hari untuk bongkar-muat, sehingga layanan menjadi 24 jam. Saat ini buruh pelabuhan untuk bag cargo belum bisa mengaktifkan Shift 3 dari pukul 12.00 WIb sampai 7.00 WIB sehingga mengurangi produktivitas.
"Ini akan ditanggulangi dengan melakukan pembicaraan dengan buruh pelabuhan untuk mengaktifkan  Shift 3, selain akan dilakukan pengembangan alat bongkar-muat yang direncanakan sudah jalan akhir 2012," ujarnya.
Dari segi keuntungan juga terus naik. Pada 2011 ini hingga November laba Pelabuhan Teluk Bayur sudah mencapai Rp42,5 miliar. Yanto memperkirakan total laba 2011 bisa mencapai Rp50 miliar. Bandingkan dengan laba 2005 yang hanya Rp5 miliar.
"Tahun depan, 2012, akan ada beban defisit biaya penyusutan alat-alat baru dan tambahan pegawai, tapi target laba tetap naik di atas 10 persen," katanya. 
Potensi Teluk Bayur untuk kapal penumpang boleh dikatakan hilang. Alternatif lebih baik melalui jalur udara dan darat ke luar daerah, terutama ke Jakarta, membuat angkutan kapal penumpang di Pelabuhan Teluk Bayur tinggal kenangan. 
Namun ada potensi kapal pesiar dari Eropa untuk berlabuh di Teluk Bayur. Menurut Yanto, jika kegiatan pembangunan Teluk Bayur sesuai rencana dan terminal sudah terpisah, pada 2013 kapal pesiar dengan 2.000 penumpang sudah bisa merapat. Kapal pesiar bisa merapat di Dermaga Peti Kemas yang bersih.
"Ini potensi luar biasa, jika kapal pesiar merapat dan 2.000 turis asing bisa turun dan pergi berkunjung ke daerah wisata seperti Bukittinggi, lalu membelanjakan 100 dolar AS per orang maka perekonomian daerah akan hidup," ujarnya.
Namun potensi ini membutuhkan dukungan pihak di luar pelabuhan, terutama instansi dan kalangan pariwisata. 
"Ini belum dibicarakan, tapi saya harap kalangan terkait dunia pariwisata Sumatera Barat bisa menjadikan ini sebagai peluang," katanya.
Fasilitas Pendorong
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno antusias mendorong pembangunan Pelabuhan Teluk Bayur. Teluk Bayur baginya tidak hanya gerbang pelabuhan laut kawasan barat Sumatera, tetapi juga gerbang utama mendorong perekonomian Sumatera Barat.
"Teluk Bayur pelabuhan penting bagi perekonomian Sumatera Barat, tapi Pelindo selama ini belum melakukan investasi," katanya kepada PadangKini.com, Sabtu (31/12/2011).
Itu sebabnya, jelas Irwan, ia meyakinkan Pelindo agar bersedia melakukan investasi. Ia membeberkan potensi Sumatera Barat dengan banyaknya penambahan perkebunan dan pertambangan.
"Kita senang akhirnya Pelindo mau berinvestasi hampir Rp1,7 triliun hingga 2015 untuk mengembangkan pelabuhan dan menambah alat-alat yang berkaitan dengan potensi yang dimiliki pelabuhan," ujarnya.
Irwan mengatakan, telah membantu hal-hal yang berkaitan dengan investasi Teluk Bayur agar investasi Pelindo menguntungkan. Di antaranya melakukan pembicaraan dengan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Ignasius Jonan untuk menambah kereta api dan PT Semen Padang untuk pengembangan ke depan. 
"Bahkan semua pengusaha pertambanganan sudah kita panggil untuk memanfaatkan Pelabuhan Teluk Bayur, saya juga sudah berbicara dengan stakeholder (pemangku kepentingan-red) yang ada di Teluk Bayur seperti Adpel, dan TKBM (Tenaga Kerja Bongkar Muat-red), terkait pembangunan Teluk Bayur, kita melakukan pendekatan bekerja sama, termasuk dengan masyarakat sekitar," katanya.
Menurut Gubernur, Teluk Bayur merupakan satu-satunya pelabuhan laut terbesar dan terbagus di Barat pulau Sumatera. Lokasinya yang berada di tengah sangat potensial sebagai pintu masuk wilayah Barat Sumatera, termasuk untuk provinsi tetangga seperti Bengkulu dan ke Utara hingga Aceh.
"Setidaknya Teluk Bayur sangat dibutuhkan untuk kepentingan Sumatera Barat, ini akan tetap menguntungkan bagi Pelindo," ujarnya.
Hanya saja saat ini Sumatera Barat kesulitan mengembangkan sarana jalan darat untuk membawa produk dari lokasi perkebunan dan pertambangan ke Teluk Bayur. Jalan darat tidak bisa dikembangkan karena terbatasnya lahan karena berbatasan dengan bukit dan jurang.
Jalan keluarnya, kata Irwan, dengan membangun pelabuhan laut penunjang di Pasaman Barat dan Pesisir Selatan, serta mempercepat realisasi short cut (jalan potong) jalur kereta api Padang-Solok untuk angkutan barang ke Teluk Bayur. Ketiga fasilitas ini bertujuan memperlancar arus barang dari Utara, Selatan, dan Timur Sumatera Barat.
Short cut sepanjang  9,7 km akan memotong Bukit Barisan dengan 5-6 terowongan. Jika ini terwujud maka akan memperpendek dan memperlancar angkutan barang dari Solok, Kabupaten Solok, Solok Selatan, Dharmasraya, dan Sijunjung. Bahkan juga memperlancar  arus barang dari Jambi dan Pekanbaru. 
"Pembangunan short cut kereta api sedang mencari investor, sekarang yang berminat Samsung, ini sedang proses, masih menunggu, mudah-mudahan jadi, yang berminat banyak misalnya dari Cina, tapi belum ada kepastian," kata Irwan. 
Dengan dukungan dana multi-tahun (multi years) melalui APBN dan APBD Provinsi sejak 2008, dibangun Pelabuhan Teluk Tapang di Pasaman Barat untuk membantu distribusi agroindustri, terutama minyak sawit mentah atau CPO. Teluk Tapang membutuhkan dana Rp158 miliar dan ditargetkan selesai 2012. 
Ini akan bisa mengangkut hasil sawit dan karet dari Pasaman Barat dan sekitarnya ke Teluk Bayur melalui pelabuhan ini. Pasaman Barat, Pasaman, dan Kabupaten Agam merupakan tiga daerah penghasil sawit lebih 70 persen dari produksi Sumatera Barat. Lebih 20 persen hasil karet Sumatera Barat juga dari ketiga daerah ini.
Jika pelabuhan ini beroprasi, daerah terdekat di Sumatera Utara seperti Mandahiling Natal juga bisa dilayani."Pelabuhan Teluk Tapang sudah hampir siap, bahkan sebagian sudah digunakan," katanya.Pelabuhan Panasahan di Kabupaten Pesisir Selatan untuk distribusi CPO juga sedang dibangun mulai tahun ini. Pelabuhan ini akan melayani keluarnya CPO dari Pesisir Selatan dan Bengkulu.Investasi Rp1,7 triliun Pelindo akan bisa membuat Pelabuhan Teluk Bayur efisien, apalagi sekarang saja masih banyak kapal yang antre," kata Irwan.
Antisipasi Pertumbuhan
Sementara, Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumatera Barat Asnawi Bahar menilai, meski Pelindo melakukan investasi Pelabuhan Teluk Bayur hingga 2015, namun masih terlambat menjawab kebutuhan hari ini. 
Bahkan ia juga mengkhawatirkan Teluk Bayur juga akan tetap terlambat mengantisipasi kebutuhan masa depan, 5 tahun, 10 tahun, atau 20 tahun mendatang.
"Jika program pengembangan dan peningkatan Teluk Bayur berjalan lancar maka baru bisa dinikmati 2013, sementara fakta hari ini hingga dua tahun ke depan akan tetap kurang memadai, akan tetap terjadi daftar tunggu 12 hingga 15 hari, dan ini selalu membuat pengusaha kecewa," katanya kepada PadangKini.com, Sabtu (31/12/2011).
Kekecewaan ini menyebabkan sebagian pengusaha mengirimkan produknya ke Pelabuhan Belawan, di antaranya ekspor kulit manis (casiafera).
Hal yang sama, kata Asnawi, juga berpotensi terjadi di masa depan. Pelabuhan Teluk Bayur dikhawatirkan tetap akan terlambat memenuhi kebutuhan dunia usaha Sumatera Barat. Jalan keluarnya, hanya melakukan pembenahan lebih besar-besaran lagi dan lebih cepat dengan memikirkan kebutuhan di masa mendatang.
Dengan pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat yang ditarget 6,5 persen pada 2012 dan kemungkinan besar tercapai setidaknya 6,2 persen, menurut Asnawi, maka Pelabuhan Teluk Bayur akan tetap keteteran.
Ia mencontohkan, sebanyak 10.000 hektare perkebunan sawit baru akan berproduksi pada 2012. Ini akan menjadi beban baru tahun depan. Kondisi seperti ini akan terus meningkat tahun berikutnya, karena 2011 juga mulai dibuka sejumlah perkebunan baru.
"Ini masukan buat Pelindo agar mengantisipasi hal seperti ini, juga mempercepat investasi yang sudah disepakati dengan bekerja sama dengan stakeholder terkait di Teluk Bayur, " ujarnya.
Menjadi Pintu Gerbang
Sementara, Yanto Barbarosa berpendapat Pelabuhan Teluk Bayur sebenarnya berpotensi menjadi pelabuhan utama dan pintu gerbang wilayah pantai Barat Sumatera. Namun harus didukung dunia usaha di daerah.
Syaratnya, kata Yanto, pertama fasilitas pelabuhan harus lengkap dan mampu menampung permintaan (demand) untuk itu. Kedua, barang harus banyak sehingga menarik banyak pelayaran untuk datang.Ketigahinterland-nya atau kegiatan ekonomi di daerah sekitar pelabuhan juga harus mendukung.
"Kalau kondisi sekarang kita cuma mengandalkan sumber alam, industri hanya semen, yang lain nggak ada, kebutuhannya hanya untuk Sumatera Barat saja," katanya.
Kalau benar-benar menjadi pintu gerbang, katanya, harus bisa mendistribusikan barang Sumatera bagian Tengah seperti Riau, Jambi, Bengkulu, dan Sumatera Selatan.
Teluk Bayur, menurutnya, bahkan bisa bersaing dengan pelabuhan di pantai Timur Sumatera, namun yang menentukan adalah cost atau biaya distribusi barang. Jika barang yang masuk (impor) ke Teluk Bayur banyak maka orang akan memilih ke Teluk Bayur. Jadi, tak hanya barang ekspor. 
"Jalan masih panjang untuk jadi pintu gerbang wilayah Barat Sumatera, kita akan melihat setelah evaluasi 2015 bagaimana perkembangan Teluk Bayur, dari sana rencananya akan dilanjutkan pembangunan Tahap Kedua hingga 2025," ujarnya. (Syofiardi Bachyul Jb)

Rabu, 23 November 2011

harimau sumatra

populasi harimau sudah mulai punah di habitat aslinya seiring dengan perkembangan pembangunan, mereka berimigran ke rimba yang masih perawan di pulau sumatra. kehidupannya yang tidak mau di usik oleh alam manusia membuat mereka terdesak demi pemenuhan kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. hewan ini tergolong buas dan dikenal dengan kebiasaan makannya carnivora yaitu pemakan daging,harimau sumatra memiliki corak motif warna bulu yang dramastis membuat musuh atau yang melihat menjadi gemetar.

harimau memiliki karakter berani,suka menyendiri,gagah,berwibawa,nafsu,dan cinta. harimau sungguh banyak species nya,hal ini di lihat dari kebiasaan hidup,corak dari warna bulu serta banyak lagi ciri khas membedakan harimau sumatra,mereka bahkan menampakkan diri dan menyerang manusisa hingga makan korban jiwa,memakan binatang ternak penduduk sekitar daerah pinggiran bukit barisan,perlu kita waspadai dan kita renungkan,kenapa mereka berlaku buas terhadap manusia?harimau jenis hewan yang takut akan hal yang menurutnya baru,seperti berhadapan dengan manusia namun karena sudah terdesak habitatnya mulai punah oleh penebangan hutan secara liar sehingga pasokan kawasan makannya mulai sedikit.apabila kita semua tidak mempedulikan makluk allah ini mungkin mereka tinggal kenangan saja.baru-baru ini kita semua tahu keberadaan orang hutan di hutan kalimantan di bantai manusia dengan sadis guna kepentingan manusia,hewan primata yang dilindungi ini juga akan tinggal kenangan .

mari kita sama-sama renungkan sebagai makluk allah yang sempurna dari makluk ciptaan lainya,akankah kita biarkan mereka punah di alamnya demi kepentingan manusia semata........